Berulang kali saya menemui isu soal sekuel film Mad Max yang akan dibuat padahal saya sendiri belum pernah mendengar apalagi menonton film Mad Max.Akhirnya setelah mencari beberapa informasi saya mengetahui fakta bahwa franchise Mad Max terdahulu selalu sukses dan tidak pernah mengecewakan,saya berpikir bahwa sekuel(lebih menjurus reboot) macam ini rentan akan mencoreng kehormatan film terdahulunya,namun karena masih digarap oleh sutradara sama yakni George Miller(Happy Feet) maka saya pun optimis dan tertarik untuk menonton film ini dengan senang hati tanpa menonton film-film sebelumnya,karena saya yakin dengan jarak perilisan sejauh itu sejak film terakhir,alur cerita pastilah tidak terlalu mengikat dengan film sebelumnya.
Keadaan dunia kacau balau dan peradaban manusia hancur seketika setelah seluruh bumi dihanguskan oleh ledakan nuklir dan di seluruh bumi hanya tersisa gurun bernama Wasteland.Seorang pria mantan polisi bernama Max(Tom Hardy) salah satu dari orang-orang yang selamat dari bencana itu harus hidup di dunia barbar akibat bencana yang hanya memercayai satu insting,yakni bertahan hidup.Max tertangkap oleh orang-orang aneh yakni War Boys dan Nux(Nicholas Hoult) salah satu dari War Boys sakit-sakitan itupun menjadikan Max sebagai "kantung-darahnya".Sementara itu,Furiosa(Charlize Teron) salah satu letnan dari seorang tirani bernama Immortan Joe(Hugh Keays-Bryne) yang memonopoli sumber air bersih di salah satu(atau mungkin satu-satunya daerah subur terletak Wasteland yakni Citadel.Ketika Immortan Joe mengetahui bahwa Furiosa telah mengkhianati bahkan mencuri harta-nya yakni lima orang istri,Joe mengutus seluruh pasukan-nya di Citadel termasuk War Boys untuk menghentikan Furiosa.
*review film ini akan dipenuhi dengan kata-kata "gila" yang mungkin akan sedikit menganggu
Sesuai judulnya,satu kata yang dapat mendeskripsikan film ini adalah : Gila.Namun kegilaan itu disajikan dengan cara unik menghasilkan hiburan luar biasa gila.Sejak awal bahkan tidak terlalu diperkenalkan pada asal-usul tokoh dan penonton hanya mengenal sebatas nama dan penonton bisa menyimpulkan sendiri ia siapa dengan apa yang tokoh tersebut perbuat.Secara tidak langsung,hal ini membuat penonton merasakan ikatan dan kepedulian terhadap tokoh tanpa perkenalan,sungguh jenius.Menonton film ini bagaikan kita menyaksikan sebuah balapan tanpa henti yang dihiasi dengan kegilaan dan kejutan-kejutan luar biasa dihadirkan oleh si jenius Miller.Karakter-karakter yang diciptakan pun sama gilanya namun disini yang paling gila adalah War Boys membuat saya heran dengan kelakuan mereka yang benar-benar gila,saya terpukau dengan performa Nicholas Hoult sebagai War Boys menunjukkan profesionalitas-nya sebagai aktor yang dapat memerankan tokoh gila sekaligus scene-stealer.Alhasil,beberapa momen begitu memorable seperti ketika Nux meneriakkan sebuah kata-kata gila : "I live,i died,i live again" ataupun "what a lovely day" yang menjadi tagline film ini.
Jajaran cast lain juga begitu padat dan saling mendukung.Saya tidak meragukan Charlize Theron untuk memerankan peran apapun performanya sebagai bad-ass female berhasil menarik kepedulian,juga Tom Hardy yang sukses memerankan tokoh titular Max pengganti Mel Gibson dimana Max di film ini memang agak rapuh karena masih memiliki kenangan buruk akan kematian seseorang,namun masih tetap bad-ass dan tidak mengurangi nilai apapun(dan kebetulan ia masih mengenakan "sesuatu" di wajahnya).Zoƫ Kravitz yang "akhirnya" menemukan film distopia yang lebih cocok dengan potensinya untuk memerankan orang yang liar kala hidup di dunia post-apocalyptic (daripada Divergent) hingga Rosie Hutington-Whiteley yang lebih all-out dengan tidak hanya berperan menjadi pencuci mata.Hugh Keays-Byrne yang masih dipertahankan di franchise ini pun masih bisa memberikan peforma terbaiknya di usia senja.
Untuk bagian aksi memang tidak pernah berhenti membuat saya terpesona.Kejar-kejaran dengan kendaraan besar yang menghasilkan kekacauan besar memang sudah sering digunakan di film lain,tetapi di film ini hal itu diolah berbeda.Kreatifitas ditambah liarnya imajinasi membuat perpaduan sempurna dan menghasilkan kegilaan beruntun yang spektakuler.Mulai dari bentuk kendaraan(Rig yang menjadi ciri khas franchise Mad Max) yang unik hingga orang-orang bergelantungan diatas kendaraan yang sedang melaju kencang.Semua pengejaran itu berakhir dalam sebuah parade kegilaan penuh aksi mendebarkan yang dikemas sangat climatic hingga kita akan menangis penuh kepuasan seketika melihat bagaimana spektakulernya segala kegilaan itu diakhiri dan akan membuat kita terdiam sejenak merujuk rasa speechless.
Cukup dulu kelihatanya saya mengeluarkan kata-kata "gila" dalam review ini dan menilik lebih dalam perihal maksud dari film ini.George Miller tidak semata-mata menghadirkan kegilaan menghiburan yang pointless,tetapi beberapa tokoh disini mewakili isu sosial yang ada pada masyarakat saat ini yang mungkin dapat lebih parah di masa yang akan datang seperti yang digambarkan oleh film ini dalam post-apocalyptic world.Joe yakni seorang tyranny-cult yang menuhankan dirinya memberi doktrin kepercayaan kepada pengikut-nya yakni War Boys dengan menjajikan "surga" buatan-nya sendiri yang mereka sebut Valhalla membuat mereka para War Boys menjadi rela mati demi apapun bahkan lebih senang ketika mereka diambang kematian ketimbang hidup.Hal ini tentu mewakili isu soal sebuah sekte yang tengah berulah yang tidak perlu saya sebut.Cerita lain ada pada Citadel yang menggambarkan kehidupan sosial saat ini antara si kaya dan si miskin dengan pengalokasian tempat di mana Joe(si kaya) berada di tempat yang tinggi penuh dengan orang-orang subur.Sebaliknya orang-orang dibawah(si miskin)penuh dengan kotoran,penyakit,perilaku barbar,dan kesengsaraan memohon akan setetes air dari si kaya.Max dan Furiosa disini lebih diinterpretasikan sebagai "manusia normal" di tengah kacaunya dunia yang hanya berpegang pada insting bertahan hidup.
SUMMARY :
"What a Lovely day"
Mad Max : Fury Road tidak hanya sekedar mengibur dengan segala kegilaan tiada batas,tetapi juga memberikan kita sebuah sajian kreatif yang menyegarkan serta filosofi dari penggambaran distopia.It will leave you speachless
Favorite Scene :
1.Konvoi kejar-kejaran yang gila berujung pada badai pasir yang maha-besar membuat saya berdecak kagum.
2.Konvoi kejar-kejaran terakhir yang menampilkan orang-orang terikat di tiang yang bergerak di atas rig melaju kencang benar-benar membuat saya terpukau akan kegilaan George Miller.
RATING : 10/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar