Seperti yang sudah diketahui,reboot X-Men yang dimulai dari First Class tiga tahun yang lalu(ditambah dengan film Wolverine) mau tidak mau sebenarnya cukup diperlukan.Menengok reputasi bagus yang dimiliki trilogi terdahulu namun tiba-tiba jeblok di seri pamungkas-nya memang sedikit mengecewakan hati para penggemar X-Men maupun penikmat film umum.Tetapi dengan adanya reboot ini,Bryan Singer berusaha menyelamatkan reputasi X-Men yang berujung kesuksesan luar biasa dari segi pendapatan maupun kualitas pada Days of Future Past yang dirilis dua tahun yang lalu dengan menghapus total storyline pendahulu pertanda awal baru.Tentu saja dengan adanya Apocalypse yang kabarnya adalah sebuah seri penutup -pun dengan banyaknya cast yang berhenti pasti mengundang banyak atensi yang menuntut ekspektasi tinggi sekaligus kekhawatiran apakah film ini mengidap penyakit yang sama seperti pendahulunya atau tidak,bila benar bahwa film ini sebuah seri pamungkas.
Mengambil setting tahun-tahun muda Charles Xavier.Di tengah-tengah harmonisnya kesuksesan Charles membina yayasan-nya muncul ancaman baru yang luar biasa berbahaya bahkan disebut ancaman terkuat.Seorang mutan bernama Apocalypse adalah mutan pertama yang diciptakan di dunia sekaligus menjadi "tuhan para mutan".Bersama The Four Horsemen yang juga terdiri dari Erik Lensherr atau Magneto,Apocalypse berusaha mewujudkan dunia baru miliknya dengan cara memusnahkan seluruh umat manusia.Charles ditemani oleh Alex,Mystique dan mutan muda Cyclops,Nightcrawler hingga Jean Grey pun harus menghadapi Apocalypse dalam melindungi dunia mereka.
Sesungguhnya premis yang dihadirkan dalam seri ini tidak se-spesial yang biasa film-film X-Men lakukan seperti Days of Future Past sendiri yang ikut menggaet konflik politik mengenai eksistensi mutan di masyarakat dunia yang dieksekusi dengan plot time-travel.Apocalypse bisa dibilang sangat sederhana dan memiliki esensi film superhero yang mempersatukan good guy melawan bad guy.Tetapi premis biasa saja tersebut dieksekusi dengan cara biasa saja yang menghasilkan film X-Men yang biasa saja cenderung payah.
Layaknya Batman v Superman,sedari awal saya mencoba mencari motivasi Apocalypse untuk menaklukkan dunia selain alasan pola pikir manusia purba ataupun cult,dan ternyata tidak ada atau setidaknya tidak jelas.Saya tidak bisa menerima begitu saja pola pikir Apocalypse yang asal ingin menaklukkan dunia tanpa motivasi yang lebih berarti.Tokoh Four Horsemen pun malah lebih parah kecuali untuk Erik yang memang salah satu tokoh utama .Simon Kinberg selaku penulis naskah bersama Singer kelihatanya mulai lelah,terbukti dari kedangkalan naskah yang diimprov(baca:dirusak) agar terlihat berat dengan keinginan menyamai kedua film pendahulunya.Berawal dari niat yang kelewat berambisi,akhirnya runtuh dan menjadi susah dinikmati.Bila mengambil aspek Action Sequence dan CGI sebagai alternatif hiburan,maka anda akan sama kecewanya.Entah mengapa banyak adegan yang mengandalkan CGI namun tidak optimal,kenikmatan menonton agak terganggu kala CGI tersebut tidak mampu membohongi mata.Action Sequence nampak kekurangan ide dengan menampilkan adegan Quicksilver yang itu-itu lagi.Memang agak sulit mengemas adegan pertarungan non-hand-to-hand combat,dengan segala kekuatan yang beragam nan fantastis,diperlukan ide yang segar agar tidak monoton.Bayangkan saja kekuatan Apocalypse yang kelewat kuat,bukankah akan terlalu mudah untuk menang?itulah yang menjadi tantangan untuk pengemasan pertarungan non hand-to-hand combat.
Film-film X-Men memang sebenarnya cenderung ke arah anti-hero dan lebih dewasa ketimbang film superhero biasanya.Tidak segelap DC memang tetapi juga tidak secerah MCU Iron Man.Beberapa film-nya yang sukses pun karena mengusung tema anti-mainstream tersebut tengok saja Deadpool.Saya tidak menuntut bahwa film X-Men haruslah memiliki cerita yang berat dikarenakan mengambil tema yang gelap dan lebih dewasa.Kalau memang ide cerita sudah sederhana,terima saja apa adanya.
SUMMARY :
"You lost,Because you follow blind leader"
Andaikata film ini sebuah lagu yang biasa saja,maka penyanyi itu bernyanyi dengan segala improvisasi berlebihan semata-mata hanya untuk terlihat hebat tanpa memiliki motivasi menyampaikan makna dari lagu tersebut.Hal itulah yang terjadi pada Apocalypse
RATING :
5/10
*maafkan blogger kalian jarang posting akibat diperbudak ujian akhir semester.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar